Kehilangan keluarga memang memilukan. Hal itu yang setidaknya didapat seorang Pemuda dari Bapak penambal ban dekat kantornya. Keluh kesah si Bapak penambal ban rupa-rupanya berhubungan dengan pekerjaan Pemuda ini. Lantas bagaimana si Pemuda menghadapi masalah batin tersebut? Sementara si bapak tidak tahu kalau Pemuda dan kantornya ikut andil atas kemalangan yang menimpanya.
"sejak hari itu dia kehilangan semangatnya. Tabungan, anak dan istrinya lenyap dibakar api kelicikan"
copyright (c) 2013 by Gg_Pelat
Penerbit Knock-Down
kenokdon@gmail.com
Rp 8000,-
Hubingi via email di atas
Knock down, kata yang saya temukan dari kamus di ruang tamu Pak Dhe ketika saya mencari nama untuk geng yang suka menggambari tembok-tembok kota. Saya gunakan kata ini selain karena saya suka huruf-hurufnya, juga karena beberapa karya saya sudah terlanjur saya beri label "KNOCK-DOWN PRODUCT". Di sini anda bisa menikmati karya-karya saya. Saya senang sekali jika anda memberi masukan-masukan untuk saya. Selamat menikmati!
23.12.13
Trotoar
Sepi
menuntun menapak malam
Menembus
pendar kunang dan selokan
Mendengus
nafas penyair kanvas
Lalu
sejenak menengadah,
Perempatan…
Kakinya
sarang merpati
Kami
dipangku untuk kembali
Pada
sepi yang mencari tepi
Lalu
pucatnya memerah
Pesta
kunang-kunang…
Dari
jalur beton yang tinggi takdirnya
Kami
temukan sepi dengan tepi
Bising
kami tak lagi asing
Leburlah
sepi, lenyaplah tepi
Merinding
kami adalah kerling
Ohoi,
malam ini sungguh cantik
Antara
badut dan boneka,
Jelas
curam baunya
Gg_Pelat(17.05.13)
Langganan:
Komentar (Atom)



